Curug Ciampea merupakan salah satu curug yang ada di kaki Gunung Salak, Taman Nasional Gunung Halimun – Salak. Tepatnya di daerah Pamijahan, Kabupaten Bogor. Waktu aku jalan – jalan ke curug ciampea ini, aku naik motor bersama suami dan dua anak aku.
Nah, perjalanan menggunakan motor kurang lebih memakan waktu sekitar 2,5 jam. Saya berangkat dari Gunung Sindur, Bogor.
Ada 2 alternative jalan. Lewat jalan raya parung – bogor menuju boulevard jalan Telaga Kahuripan. Atau, Atau, bisa juga dari Gunung Sindur langsung lewat jalan raya ciseeng.
Tinggal lurus aja ikuti jalan utama. Kalo kamu berangkat dari BSD lebih enak lewat sini karena nggak perlu memutar. Tapi karena rumah aku, lebih dekat ke jalan raya parung, aku pilih opsi yang pertama.
Sampai di Ciseeng, aku berhenti dulu. Nyari bekal buat anak-anak. Khawatir nggak menu makanan yang bocil approve jadi aku beli paket nasi + ayam kriuk.
Sepanjang jalan menuju ke Ciseeng dari arah Parung, aku lihat nggak banyak yang jualan franchise ayam d’kriuk ini. Padahal kalo dari arah Depok banyak banget.
Lanjut ya.
Ketika memasuki kawasan, vibesnya udah beda tuh. Hawanya langsung adem, di kiri – kanan vegetasinya udah berubah. Banyak ditumbuhi tumbuhan tinggi, semacam pinus/ cemara. Tapi akung, jalan masuk kawasan ini banyak yang rusak. Parah.
Untuk tiket masuk kawasan, aku bayar 35rb untuk 2 Dewasa dan 2 anak dibawah 5 tahun.
Dari pintu masuk kawasan taman nasional, lokasi arah curug ciampea, gampang ditemui karena merupakan percabangan pertama. Jadi dari arah masuk, lihat aja cabang pertama yang ada plang bukit si kabayan. Nah, belok ke situ.
Trekking ke Curug Ciampea
Fyi, lokasi curug ciampea ini harus lewat 2 area camping ground dulu ya, gaess. Bukit Si Kabayan dan Bukit Masigit.
Udah masuk area, aku parkir. Lokasi parkiran ada di sisi kanan dari arah aku datang. Di sisi kiri, ada pos jaga. Bentuk bangunannya seperti rumah. Di sini aku bayar retibusi lagi.
Udah pegang tiket langsung cuss masuk. Jalan ke arah atas dengan kontur agak menanjak dihiasi jalanan berbatu sampai terlihat parkiran mobil. Dan, terlihat juga ada toilet dekat parkiran.
Dari sini, treknya udah nggak berbatu, berganti dengan tanah rumput.
Mungkin karena trek tanah yang rawan licin saat hujan, nggak jauh dari trek rumput tadi dibuat coran jalan setapak. Adanya jalan coran ini juga memudahkan aku atau pun pengunjung lain minim kesasar.
Dari kejauhan udah mulai terlihat gapura selamat datang di Bukit Si Kabayan. Tapi aku harus naik-naik ke puncak bukit dulu. Karena, jalan setapak yang tadi aku lewati berujung jembatan coran.
Dari jembatan ini, treknya berubah jadi tanah berundak-undak yang menanjak ke atas.Dengan kemiringan sekitar 150 derajat. Lumayan nanjak kan..
Melewati 2 bukit yang jadi tempat favoritnya campers, mulai dari sini perjalanan dihiasi view pohon pinus dan tenda.
Fasilitas Sekitar Curug Ciampea
Menurut aku, fasilitas yang ada di curug ciampea ini cukup lengkap. Sepanjang jalan aku lihat banyak toilet tersedia. Mushola dan warung jajanan juga ada.
Pas sampe di Curugnya, aku lihat juga ada beberapa warung dan toilet. Jadi nggak perlu khawatir, fasilitas udah cukup komplit. Apalagi semua terlihat bersih dan nyaman. Sesuai lah buat tarifnya.
Aktivitas
Saat sampai, aku buru-buru menggantikan baju anak-anak dengan baju siap basah. Lalu, mengajak mereka foto di depan air terjun. Jadi air terjunnya ini ada 2. Sama-sama deras cuma di air terjun yang lebih kecil, sungainya gak terlalu luas. Jadi cuma bisa buat main air aja.
Turun sedikit ke bawah, aku menemukan kolam bening. Dalamnya sekitar setengah meter kurang lebih karena anak aku yang 3 tahun masih berani buat nyebrang di air. Dan enaknya di kolam ini airnya gak terlalu deras cuma ya dingin banget, hwaaa
Nah, buat anak muda pecinta adrenalin di Curug Ciampea ini juga ada spot lompat tinggi. Orang – orang nyebutnya laguna. Jadi pas aku dateng, udah banyak orang yang antri buat lompat. Aku sih nggak ikutan.
Kesimpulan
Sebagai ibu dari 2 toddler, aku rasa datang ke Curug Ciampea ini menarik ya. Dari lokasi, harga tiket sampai fasilitasnya. Cuma yang perlu diperhatikan itu keamanannya. Apalagi kalo kondisi habis hujan. Jalanan menuju lokasi cukup licin. Dan, perhatikan juga alas kaki, baik sepatu atau sandal yang akan kamu gunakan.
Dan, kalo udah masuk musim hujan lebih baik pilih tujuan lain. Soalnya, kita nggak pernah tau kan kapan debet air di atas gunung ini naik. Tau – tau air bah udah datang aja.
Sebelum datang, pastikan juga perlengkapan kita udah siap semua. Jangan ada yang tertinggal. Khususnya pelampung, kalo bawa anak kecil.
Jadi, udah siap nambah list kunjungan kamu dong?!